Waduk Jatiluhur...




Habis kondangan temen di Purwakarta, kita jalan2 ke waduk Jatiluhur. Sikka seneng banget naek perahu, puter2 waduk. Tapi sayang, kayaknya tempat rekreasi ini tidak dieksplorasi secara maksimal. Hiburannya sangat minim. Kt cm liat2 sekitar waduk. Untung ada arena bermain anak, biarpun ala kadarnya. Sikka bisa maen prosotan...

Ke taman buah...




Untuk mengusir kepenatan, ngajak Sikka ke Mekar Sari. Liat tanaman buah beraneka ragam. Berkeliling naik kereta.

Renang..


Pake baju renang, hadiah dr tante pis. Masih kegedean ya?

Ultah ke 2



Panjang Umurnya...3x serta mulia...3x
Selamat Ulang tahun sayang..semoga panjang umur, sehat selalu dan tambah pinter

Kampung Cina..


Keren juga ya, mejeng di deket naga raksasa

Ke Kebun Raya ..


Lihatlah perlengkapan perang Sikka, banyak banget kan?padahal cm buat muter2 kebun raya. Capek deh…

Ke Kebon Binatang…











Mo ngenalin dunia luar ma Sikka, beraneka ragam jenis binatang. Seneng Sikka, tapi sayang pulangnya dia langsung sakit. Mungkin karena kepanasan + kecapekan

Boyongan...

Mo boyongan ke Bekasi nih..tapi blom diijinin ma ibuku. alasannya sih macem2, kasian Sikka masih kecil blom boleh di bawa ke mana2, blom punya orang yang ngurus Sikka. Soalnya, SK CPNSku dah kluar, aq kan mesti cepet2 balik Jakarta. Keluargaku akan merasa sangat kehilangan, Sikka adalah cucu pertama. Semua sangat excited dengan kehadirannya. Ya udah, terpaksa aq balik sendiri ke Jakarta, mo lapor dulu ke kantor, Ijin dulu blom bisa masuk, habis lairan. Sekalian ngurus beberapa dokumen. Alhamdulillah kantor ngijinin. 1 minggu aq tinggal Sikka, proses pemberian ASI eksklusifku kacau.

Setelah umur Sikka 3 bulan, kami baru diijinin boyongan ke Bekasi. Suami seneng banget, berarti gak bolak-balik lagi. selama 4 bulan aq di Kendal, dia bolak balik Jakarta-Kendal setiap minggu. Keluargaku sedih banget melepas kepergian kami, eh Sikka ding...

Kami langsung ke rumah baru kami di Bekasi, alhamdulillah setelah 3 bulan hunting ke sana-kemari kami menemukan rumah tersebut tepat waktu kandungan berumur 8 bulan). Rumah Sawangan dah 5 bulan dikosongin...

Yang paling merasa kehilangan adalah Bapakku (akung). Makanya akung nengok Sikka ke Bekasi 1 minggu sekali..

Aqiqah Sikka

Mo cepet2 ngadain aqiqah untuk Sikka, tapi ibuku ngelarang. Tar dulu deh, sampe kami dah bener2 sehat & Sikka dah agak gede, jadi klo da orang banyak kumpul untuk pengajian dia gak shock. ya deh, nurut...
Akhirnya acara baru direalisasikan pada tanggal 1 Mei 2004, tepat 1,5 bulan umur Sikka. Kami ngundang ibu2 untuk pengajian. Rambut Sikka dipotong dikit..

Her Name is Sikka...




Telp pertama yang aq terima tanggal 16 Maret 2004..ucapan selamat dari suamiku! Seneng sekali aq menerimanya, dia sudah tak sabar ingin pulang..dan melihat darah dagingnya, mirip siapa ya?! setelah itu telp dan sms dari mertua, adik ipar, dan temen2ku. Terima kasih semuanya...


Karena ingin cepat2 memamerkan bayiku ke semua orang, 2 jam setelah melahirkan aq dah minta pulang ke rumah. Tapi ibuku melarang, karena masih ingin belanja barang2 yang diperlukan. Tempat tidur dan lemari bayi belum ada. Biasa, klo adat istiadat di Jawa gak memperbolehkan membeli peralatan bayi klo bayinya belum lahir. Ternyata Ibuku masih patuh dengan kebiasaan itu.Bliau hanya memperbolehkan kami belanja baju2 dan pernak-pernik yang kecil2 saja. Untuk yg gede2 (seperti tempat tidur dan lemari bayi) masih menunggu bayinya lahir. Aq menurut saja...Gak sabar jg menunggu...Makanan yang disiapkan oleh klinik pun hanya aq sentuh sedikit, aq sudah tidak sabar ingin cepat2 pulang, dan memamerkan bayiku pada semua orang...Adikku tersenyum melihat aq sangat gelisah.



Baru tengah hari, aq dan bayiku dijemput ibu. Sampai di rumah, tamu2 dah mulai berdatangan, memberikan selamat..badanku masih pegal, matakupun masih ngantuk, tapi aq tetap gak bisa tidur. aq masih suprise, kugendong dan kupandangi terus buah hatiku...



Aq teringat, kami belum mencari nama u bayiku. Kemaren aq dah pesan pada bapakku untuk mencarikan nama. dah ketemu belum ya? Buru2 kutanyakan pada bapakku tentang nama untuk cucunya. "wah..bapak cuma punya nama untuk anak laki-laki, gimana ya.."bapakku kelihatan merasa bersalah. Aq jadi panik "gimana nih.."gumamku berulang-ulang. Suamiku menelpon, ingin pulang sore ini. Tapi aq mencegahnya. "cuti papa kan dah habis, mending Jum'at sore aja dari Jakarta. Sabar..nunggu 3 hari lagi.."setelah aq bujuk, Suamiku nurut aja. Aq memahami, 3 hari menunggu dengan rasa penasaran pasti akan terasa lama banget..



Sabtu pagi, suami dah nyampe di rumah. Dia antusias sekali menerima anggota baru di keluarga ini. Bayinya dah puput, yaitu putus tali pusarnya. wah, menurut adat Jawa..inilah saatnya bayi dikasih nama. Gimana donk..! Langsung kami rapat, bapak ibu, adik2, dan kebetulan waktu itu ada Asikin, anak IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama) yang sering main ke rumah kami. Berembuk kita, Asikin mengusulkan beberapa nama, semua jg berceloteh mengusulkan nama masing2. Prinsipnya, aq pingin nama anakku kelihatan cerdas dan gagah. Gagah? dia kan anak perempuan. entahlah..aq memang menginginkan nama yang seperti itu... "Fazzad Millati aja..ibu suka dech" ibu memberi usul. "Fazzad artinya apa.."tanyaku. "bahagia.." jawab ibuku. "Bagus jg..keliatan gagah, tapi aq gak suka millati. Milladia aja.." aq sedikit mengedit. "ya..bagus.." semua setuju. Tapi, aq pingin nama anakku terdiri dari 3 kata, berarti kurang 1 kata donk..."Tis'a Sikka Jam'a.." Asikin bergumam dengan logat arab yang sangat fasih. Semua tertawa. "Sikka artinya apa mas.." tiba-tiba aq tertarik kata-kata itu. "ada 2 arti, harfiahnya sih bisa pisau atau bisa juga tajam. Klo makna lebih dalamnya sih cerdas.." Asikin menerangkan. "Okay...Sikka Fazzad Milladia aja..bisa dipanggil Chika" jadi teringat anaknya Katon Bagaskara, panggilannya kan juga Chika. Waktu itu lagi boom lagu "tidurlah tidur..bidadari kecilku..setelah lama kau bermain. mimpikan dirimu dalam istana....". Semua setuju. Ya..SIKKA FAZZAD MILLADIA...Kelahiran seorang Anak yang Cerdas dan Bahagia...

Proses kelahiran itu...

Ketika aq hamil, kami semua berharap janin yang ada di perutku adalah laki-laki. Maklum, aq empat bersaudara, 3 perempuan dan 1 laki2. Wajar klo kami menginginkan hadir laki2 lagi di tengah-tengah kami. Tetap pas 6 bulan, dokter memberitahu klo dari hasil USG menunjukkan bayiku perempuan. Begitupun ketika USG pada bulan ke-8 dan ke-9. Tetapi aq tetap kekeuh, Alloh memberikan mu'jizat-Nya. Dengan penuh harap, aq berdoa setiap hari. 2 minggu sebelum tanggal prediksi lahir, akhir bulan februari 2004 aq boyongan, pulang kampung. kami memang berencana bayi ini lahir di Kendal. Dengan pertimbangan di sana ada orang tua, banyak saudara. Dengan begitu, pasti banyak yg ngurusin. maklum, ini adalah pengalaman pertama. Semua orang heboh mempersiapkan kelahiran sang jabang bayi, yang merupakan cucu pertama bagi kedua orang tuaku. Suamiku mengambil cuti 1 minggu mulai tanggal prediksi kelahiran. Semua orang sudah dag-dig-dug, berharap2 cemas. Tanggal 4 Maret 2004 telah berlalu. Sepertinya bayiku belum ingin keluar, kontraksi yang kami nantikan belum jg terasa. Tanggal 12 aq melihat di celanaku ada bercak2 merah.."mo lairan nih.."pikirku. Buru2 aq ngajak suamiku ke dr. Bambang, dokter yang rencananya kami pilih untuk menangani proses persalinanku. Tapi setelah diperiksa dr. Bambang, ternyata belum ada bukaan. Selama 3 hari aq terus-terusan pendarahan, tapi gak parah sih. seperti keputihan, cuma bedanya yang keluar darah. Rasanya panas dan perih banget. Sampai akhirnya cuti suamiku selama 1 minggu sudah habis. Suamiku kembali lg ke Jakarta. Tetapi setiap Jum'at sore dia pulang kampung, Minggu sore balik lagi ke Jakarta.

Aq mulai berpikir, Jangan-jangan bayiku menunggu tanggal 15, tanggal lahirku? seru jg kan, klo kami ultah bareng? Sampai tanggal 15, belum jg ada tanda-tanda. Aq masih sibuk membalas sms ucapan selamat ultah dari temem2ku. Nah, malemnya...di saat aq masih saja sibuk memencet tombol di hp-ku. perutku terasa berdenyut-denyut, mules. Semakin lama semakin terasa cepat durasinya. Waduh, suamiku baru aja balik ke Jakarta kemaren sore. Ibuku segera mengajakku pergi ke Klinik dr. Bambang, untuk menanyakan kondisiku. Tapi setelah diperiksa dr. Bambang, ternyata baru bukaan 1/2 cm. Dokter menyarankanku untuk pulang saja dan usahakan untuk terus berjalan-jalan, agar pembukaannya bertambah cepat. Setelah kontraksinya sudah sangat cepat dan aq dah gak kuat, kami baru kembali ke klinik. Kami menuruti perintah dokter, kami kembali lagi ke rumah. Toh waktu tempuh rumah kami ke klinik doter hanya sekitar 10 menit. Semalaman aq gak bisa tidur. Semua perlengkapan sudah disiapkan, mobilpun jg dan standy..sewaktu2 kami harus berangkat ke klinik. Orang tua dan adik2kupun jg gak bisa tidur. Bagaimana mungkin mereka bisa tidur? aku menangis & mengaduh terus, walaupun aq tetap berusaha u berdzikir semampuku. Semua yang ada di rumah tidak tega. Bapak dan Ibuku bergantian memijat kakiku sambil terus berdzikir. Kulihat ibuku bolak-balik menelpon temen2nya yang orang medis. Lucu jg kupikir, ibuku kan dah 4 kali melahirkan, harusnya sudah hapal betul tanda-tandanya, dan gak mungkin panik banget kayak gini. "duh..klo ibu yang mo lairan gak sepanik ini, tetapi kamu yang mo lairan kok ibu jadi gak karuan.." ucapnya berulang-ulang. Oh Ibu..ternyata pengorbananmu luar biasa..maafkan klo kami sering menyakitimu, merepotkanmu...


Karena sudah gak tahan, jam 2 pagi kami berangkat ke klinik. Dokter langsung sigap, dibantu istrinya yang kebetulan jg berprofesi sebagai perawat. Suster tidak memperbolehkan siapapun masuk di ruang bersalin. Aq berjuang seorang diri, dibantu dokter dan suster. Orang tua dan adik2ku menunggu di luar. Allohu akbar...kupanjatkan berkali-kali sambil menunggu aba-aba dari suster untuk mengejan. Karena aq sudah terlalu lemas, karena menahan kontraksi yang cukup lama, dokter menyarankan untuk menggunakan alat bantu vacum, sehingga bayinya cepet keluar dan tidak menunggu lama lagi. Kuatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Aq sudah pasrah.."lakukan yang terbaik, dok..". Setelah mengejan 3 kali, terasa seperti mengeluarkan air panas...bayiku keluar..terdengar tangisan bayi. Tepat tanggal 16 Maret 2004 jam 02.45 WIB. Aq masih tidak percaya..aq mampu melahirkan secara normal...ya Robbi, terima kasih...aq merasa sempurna menjadi seorang wanita..Air mataku mengalir deras...

Dokter meletakkan bayi merah itu di perutku, buru2 aq ingin memegangnya, aq takut dia jatuh! tapi dokter langsung melarang "tidak usah dipegang bu..tidak apa2.."begitu katanya. Aq lega, karena kulihat bayiku terlahir sempurna..Aq bertanya pada suster "laki-laki atau perempuan bu..?" aq memanggilnya ibu, karena dia adalah istri dr. Bambang, gak enak klo aq memanggilnya suster. "perempuan bu, cantik kayak mamanya..". suster mengambil bayiku, membersihkan, mengukur panjang badan dan menimbangnya. Panjang 50 cm dan berat 3,1 kg. Dokter masih meneruskan jahitan, aq dibertahu ada 4 jahitan. "alhamdulillah...yang penting sehat" sepertinya suster melihat ada sedikit kekecewaan di mataku. "Kami pingin punya anak perempuan malah gak dikasih sama Alloh, anak kami dua2nya laki-laki" begitu suster berusaha menghiburku. Aq tersenyum, walaupun aq menginginkan anak laki-laki, tapi aq masih sangat bersyukur. Banyak pasangan yang ingin mempunyai momongan, tapi belum dipercaya sama Alloh. Aq bahagia, karena Alloh Maha Penyayang, begitu menikah kami langsung diberi kepercayaan untuk secepatnya menggendong buah hati. Bukankah anak perempuan akan lebih dekat dan lebih telaten dengan orang tuanya. Buktinya sampai sekarangpun, aq masih sering curhat dan bermanja-manja dengan bapak dan ibuku. buktinya, aq ingin melahirkan di kampung halamanku, dekat dengan orang tua dan saudara2ku.."Alhamdulillah...Allohu Akbar" Ucapku berulang-ulang..Rasa sakit sudah tidak aq rasakan lagi, hanya rasa bahagia...aq akan segera memberitahu suamiku dan memamerkan bayiku pada semua orang...
Setelah semua rapi, aq dipindah ke kursi roda dan didorong masuk ke kamar perawatan. Di sana terlihat keluargaku sudah berkumpul. Bapak ibu, adik2ku, dan kakek-nenekku. Kulihat ibuku sedang memangku tubuh mungil yang dibalut kain bedong. iItu anakku....buru2 aq meminta ibu memindahkannya di pangkuanku. Aq memeluk dan menciuminya sambil menangis haru...